Skip to main content

Kisah Pilu Regina Tinggal di Gubuk Reyot, 2 Anaknya Lumpuh Terkulai, Ditinggal Minggat Suami

Kisah pilu dialami Regina Deta Karere (38), warga Kampung Rada Loko, Desa Mali Iha, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Saat dikunjungi rumahnya, kondisinya terlihat cukup memprihatinkan.

Bagaimana tidak, gubuk yang ditempatinya untuk tinggal bersama dua anaknya itu terlihat reyot dan tidak layak huni.

Gubuk seluas 4x5 meter itu hanya beratapkan alang dan nyaris tanpa dinding.

Adapun dua lembar gedek dan beberapa papan berukuran kecil yang telah lapuk ditempel menjadi dinding darurat.

Saat malam tiba atau ketika hujan turun, tak banyak yang bisa mereka lakukan selain merasakan kedinginan setiap hari.

Anaknya lumpuh tanpa sebab

Tidak hanya rumahnya yang tidak layak huni, Regina juga masih harus menanggung dua anaknya yang mengalami lumpuh.

Putra sulungnya, Dominggus Japa Loka (17) terlihat hanya terbaring lemas diatas lantai bambu rumahnya.

Badannya sangat kurus dan terlihat seperti tinggal kulit pembungkus tulang.

Menurut Regina, ia mengalami lumpuh sejak usia 10 tahun.

Kejadian berawal saat anaknya tersebut jatuh dari sepeda.

Meski tidak mengalami cedera, namun beberapa bulan kemudian anaknya tersebut merasakan gatal pada telapak kakinya.

Setelah itu, anaknya mendadak tidak bisa berjalan hingga saat ini.

"Pertama kali dulu dia jatuh dari sepeda, waktu dia sudah umur 10 tahun," ungkap Regina, Minggu (6/12/2020).

"Pernah bawa ke rumah sakit di Weetabula, tapi tidak ada pemeriksaan," kata Regina.

Dengan kondisi serba mengalami keterbatasan itu cobaan hidup kembali menghampirinya.

Anak kedua Regina, Ferdianus Bali Mema (10) juga mengalami kondisi serupa.

Sejak tiga bulan lalu, anak keduanya itu mengalami lumpuh seperti kakaknya dan kini harus dirawat di RS Karitas Weetabula, Sumba Barat Daya.

"Tiba-tiba saja dia tidak bisa jalan begitu," ujar Regina.

Ditinggal minggat suami

Sejak tujuh tahun lalu, Regina mengaku hanya tinggal bertiga dengan kedua anaknya tersebut.

Suaminya pergi meninggalkan mereka dan sekarang tidak tahu keberadaannya.

Untuk bertahan hidup, ia sehari-hari bekerja di kebun dan menenun kain.

"Selama ini kerja di kebun, urus adik (Dominggus) ini, terus tenun, pelihara ayam," papar Regina.

Adapun terkait bantuan dari pemerintah, Regina mengaku hanya mendapatkan bantuan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan bantuan dana jaminan pengaman sosial (JPS) selama masa pandemi Covid-19.

Sedangkan Program Keluarga Harapan (PKH) maupun bantuan sosial lainnya ia mengaku tak pernah mendapatkannya. (*)

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
-->